SAMPIT – Calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) nomor urut 2, Supian Hadi, menjawab sindiran dari para buzzer yang sempat ramai di media sosial yang menyebut dirinya hitam dan lain-lain.
“Ada yang bilang Supian Hadi tidak sama dengan yang di baliho. Dulu bersih dan putih, sekarang hitam. Tapi ini hasil dari kerja keras saya selama 2,5 bulan, turun langsung ke 624 desa di enam kabupaten. Kenapa harus takut hitam kalau itu demi menyapa warga dan membangun Kalteng,” kata Supian Hadi Kamis, 21 November 2024.
Supian Hadi pun dengan santai menanggapi komentar netizen di Tik Tok yang menyamakannya dengan tukang pentol. Mantan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) 2 peeriode itu justru bangga disebut tukang pentol.
“Di Kotim ada hampir 2.000 tukang pentol, di Kalteng ada sekitar 10.000. Mereka mencari uang dengan halal. Lebih baik seperti tukang pentol daripada yang menggarong sawit atau melakukan hal-hal yang tidak benar,” ucapnya.
Supian Hadi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terpecah belah akibat isu-isu yang dihembuskan oleh buzzer.
“Buzzer bilang saya orang kampung? Jangan lupa, ada 1.432 desa di Kalteng itu dihuni orang kampung. Justru kita harus bangga. Jangan dengarkan mereka yang dibayar untuk membuat kita terpecah. Tetap bersatu, karena Kalteng ini milik kita bersama,” ujarnya.
Lanjutnya, persoalan seperti menggarong atau pencurian sawit muncul karena sulitnya akses pekerjaan di pedesaan. la pun menyoroti perlunya bantuan sosial yang tepat sasaran.
“Kenapa mereka menggarong, karena sulit mencari pekerjaan. Bansos sering kali tidak sampai ke desa. Ini yang membuat sebagian warga mencari jalan pintas. Tugas kita adalah membantu polisi agar tidak ada lagi yang menggarong dan kita mencari solusi bersama untuk meningkatkan kesejahteraan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung pelaksanaan pemungutan suara yang digelar 27 November. Dirinya meyakini 27 merupakan angka keberuntungannya dan optimis kemenangan Nadalsyah-Supian Hadi pada Pilkada Kalteng.
“Masyarakat Kotim itu hafal nomor 27 sebagai hoki saya. Tanggal 27 November nanti adalah hari pencoblosan. Kalau kalian diberi uang atau beras, ambil saja, tapi ingat, pilihlah dengan bijak. Kotim harus tetap bersatu,” pungkasnya.
(ze/erakalteng.com)