MURUNG RAYA – Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) penyuluh pertanian, petani kakao dan produksi tanaman kakao untuk masyarakat Murung Raya.
Pemerintah Kabupaten Murung Raya melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanik) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) selama 3 hari dari tanggal 28 sampai 30 Oktober 2024 dengan mengahdirkan narasumber dari Pusat Penilitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur sebanyak 6 orang.
“Bimtek ini satu hari pertama pemberian materi oleh narasumbuer di aula DAD Murung Raya dan bimtek di kedua hari selanjutnya adalah praktek di kebun Kakao Desa Mangkahui Kecamatan Murung,” kata Kadistanik Murung Raya Reyzal Samat di Aula Dewan Adat Dayak Puruk Cahu, Senin 28 Oktober 2024.
Lanjutnya menyebutkan peserta berjumlah 100 orang dengan rincian dari 42 penyuluh pertanian lapangan Kabupaten Murung Raya dan 58 Petani Kakao Se-kabupaten Murung Raya.
“Para peserta ini berasal dari Kecamatan Murung, Kecamatan Laung Tuhup, Kecamatan Tanah Siang, Kecamatan Tanah Siang Selatan, Kecamatan Batu Tuhup Raya dan Kecamatan Uut Murung,” tutur Reyzal Samat.
Sementara itu, Mewakili Pemerintah Kabupaten Murung Raya membuka kegiatan Asisten II Setda Murung Raya Yulianus mengatakan salah satu usaha meningkatkan produktifitas tanaman kakao rakyat adalah menggunakan teknologi tepat guna dan perlakuan tepat pada tanaman kakao agar produksi buah meningkat.
“Sedangkan kenyataan yang ditemui di kabupaten Murung Raya. Hingga kini, dengan luas areal tanaman kakao di Kabupaten Murung Raya pada tahun 2024 luas areal 250,80 ha dengan jumlah produksi 13,00 ton/ha. Tingkat produktivitas tanaman kakao 2 tahun terakhir belum ada peningkatan secara signifikan yang disebabkan kondisi tanaman kakao saat ini umumnya sudah tua dengan didominasi bibit lokal (asalan) dari bahan biji kakao yang diambil masyarakat dari buah kebun mereka sendiri,” kata Asisten II.
Maka dari itu Yulianus menyampaikan bahwa Pemkab Murung Raya berharap melalui bimtek ini, masyarakat Murung Raya sebagai para pekebun agar lebih berprioritas pada tanaman kakao dengan memperluas lahan tanaman kakao dan mempunyai pengetahuan yang cukup dalam mengelola tanaman kakao.
Menurutnya juga ada beberapa yang berkontribusi menyebabkan tidak meningkatnya produksi kakao saat ini yaitu kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola perkebunan kakao, serangan hama penggerek buah kakao (PBK) dan kepik penghisap buah, serta rendahnya penggunaan pupuk bahkan ditemui petani yang tidak mengaplikasikan pupuk pada tanaman kakao.
“Maka Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Murung Raya sebagai leading sektor dapat mengakomodir permasalahan diatas dan melalui bimbingan teknis ini pengembangan komoditi kakao dapat menambah pengetahuan dari penyuluh pertanian dan Petani pekebun yang kedepannya diharapkan mampu manambah volume produksi kakao daerah,” ucapnya.
Selain itu, Asisten II Setda Murung Raya menambahkan bahwa dalam rangka meningkatan produktivitas dan kualitas kakao, masyarakat petani pekebun diminta berperan aktif berpatisipasi dalam pengembangan kakao ini untuk menjadi stimulan pembangunan sektor perkebunan agar pertumbuhan Ekonomi Hijau di Kabupaten Murung Raya dapat dicapai.
“Dalam kesempatan ini saya berharap agar para peserta kegiatan bimbingan teknis Pengembangan Komoditi kakao dapat mengikuti kegiatan ini secara tertib sesuai jadwal dan betul-betul menyimak materi yang disampaikan, karena pada gilirannya nanti sesuai dengan tuntutan perkembangan sektor perkebunan dalam skala luas, kemandirian para petani dalam mengelola komoditasnya menjadi sebuah keniscayaan,” tambahnya.
Terhadap penyelenggara kegiatan bimbingan teknis pengembangan komoditi kakao di Murung Raya Yulianus juga meminta mereka juga terus berkarya.
“kembangkan potensi yang sudah kita miliki seperti Kebun di Desa Tahujan Untu. Yang kedepannya diharapkan kita dapat menyediakan bibit unggul kakao sendiri guna memenuhi kebutuhan pekebun di Kabupaten Murung Raya,” tutup Yulianus.
(Ira/erakalteng.com)