SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dikejutkan kenaikan angka stunting secara drastis beberapa waktu lalu.
“Pemkab Kotim telah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan angka stunting. Baik itu Pengadaan telur dan susu dalam program grebek stunting seharusnya bisa menurunkan angka stunting di Kotim. Namun, data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) berbanding terbalik,” ungkap Bupati Kotim Halikinnor, Selasa, 16 Juli 2024.
Oleh sebab itu, Halikin langsung menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk menelusuri penyebab kenaikan tersebut. Sweepingpun dilakukan secara besar-besaran.
“Ternyata stunting kita yang dahulu 35 persen itu ternyata hanya 19 persen berdasarkan data riilnya, ini berbeda dari data pusat” ujarnya.
Halikin menyebutkan, Pemkab Kotim sendiri sudah hampir melakukan pengukuran balita secara menyeluruh. Hal itu merupakan gerakkan besar-besaran yang dilakukan Pemkab Kotim demi membuktikan angka stunting di Kotim rendah. Giat itupun langsung mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Kalteng.
“Selama ini mungkin tidak ada gerakan revolusioner. Begitu dilakukan ternyata tidak segitu datanya. Kita bergerak tiga hari saja siang dan malam hasilnya luar biasa,” jelasnya.
Ia menjelaskan, tingginya angka stunting di Kotim diakibatkan oleh data ganda yang diinput pada sistem penginputan. Penginputan itu mengakibatkan angka anak yang terkena stunting melebihi data riil di lapangan. Imbasnya, angka stunting di Kotim melonjak tinggi.
Sambungnya, kendala jaringan menjadi salah satu alasan utama dalam kesulitan penginputan tersebut. Pemkab Kotim sendiri dalam waktu dekat akan memperbaiki kesalahan data dalam sistem tersebut.
“Jadi satu orang itu bisa empat penginputan. Kitakan tau sinyal kita kadang-kadang susah. Di input ternyata belum masuk. Saat masuk tiba-tiba dua tiga kali masuknya. Jadi satu anak sakit, datanya jadi empat,” terangnya.
Pemkab Kotim sendiri berupaya terus menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional. Halikinnor yakin, dengan kerja keras bersama, target itu bisa di capai.
“Kita tetap kejar target pemerintah pusat sebesar 14 persen tahun 2024. Saya akan terus instruksikan dinas terkait untuk mengejar itu,”akhirnya.
(opa/erakalteng.com)