SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebutkan potensi perjalanan udara di wilayahnya sangat baik. Oleh sebab karena itu, Pemkab Kotim terus berupaya agar Bandara H. Asan Sampit dikembangkan.
“Kabupaten Kotim memiliki potensi penerbangan yang besar, terutama dengan adanya 53 perusahaan besar di sektor perkebunan kelapa sawit dan perusahaan pertambangan,” kata Halikinnor, Selasa 11 Juni 2024.
Disebutnya, sebanyak 5.474 orang dari unsur pimpinan perusahaan perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan menggunakan transportasi udara untuk perjalanan bisnis, terutama ke Pulau Jawa. Selain itu, potensi perjalanan udara juga datang dari masyarakat umum, ASN, dan perusahaan di Kabupaten Seruyan yang hanya berjarak 3 jam perjalanan darat.
“Dari sisi teknis, Bandara H. Asan Sampit memiliki konektivitas wilayah yang baik dengan rencana pengembangan dari bandara pengumpan menuju bandara pengumpul,” ucapnya.
Lanjutnya, kondisi jalan nasional yang menunjang aksesibilitas menuju bandara juga berada dalam kondisi baik, serta adanya rencana pembangunan jalan sirip sebagai upaya mitigasi jika nantinya jalan utama volume padat.
Sementara dari sisi lingkungan, Bandara H. Asan Sampit memiliki keunggulan dengan letaknya yang dekat dengan sungai, yang dapat dijadikan point view estetik penerbangan dan green belt untuk pengembangan bandara.
“Selain itu, potensi bencana gempa bumi, longsor, dan kebakaran hutan relatif rendah. Begitu juga dari sisi sosial, masyarakat sangat mendukung pengembangan bandara ini,” ungkapnya.
Ditegaskan, seluruh responden menyatakan setuju dengan adanya pengembangan bandara, terutama perpanjangan runway yang akan memajukan Sampit. Dengan mata pencaharian yang didominasi oleh PNS dan wiraswasta, frekuensi penggunaan transportasi udara juga diperkirakan akan meningkat.
Sedangkan dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotim yang mencapai 6,62% lebih tinggi dibandingkan kabupaten terdekat seperti Seruyan, Kobar, Katingan, dan Palangka Raya. Pengembangan bandara ini diharapkan dapat mendongkrak produktivitas ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Dengan kondisi eksisting Bandara H. Asan Sampit yang saat ini hanya mampu melayani pesawat jenis ATR 72 dan B737-500, pengembangan ini sangat diperlukan untuk dapat melayani pesawat berbadan besar. Diharapkan dengan perpanjangan runway dari 2.060 meter menjadi 2.250 meter pada tahun 2024, bandara ini dapat meningkatkan pelayanan angkutan penumpang udara di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur dan sekitarnya,” harapnya.
(opa/erakalteng.com)