SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) masih melakukan upaya penurunan angka stunting, menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kotim mencapai angka 35,5%, meningkat dari data tahun 2022 yang sebesar 27,9%.
“Meskipun data dari elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) Dinkes menunjukkan angka prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 18,5%, menurun dari tahun 2022 yang sebesar 22,6%, namun kita tetap harus waspada,” kata Pj Sekda Kotim, Sanggul Lumban Gaol, Senin 14 Oktober 2024.
Penanganan stunting di Kotim dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh stakeholder. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman pelaksanaan intervensi penurunan stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Ada 8 aksi konvergensi yang kami jalankan, yaitu analisis situasi, penyusunan rencana program, rembuk stunting, penyusunan peraturan bupati, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, serta reviu kinerja tahunan,” sebutnya.
Target penurunan stunting yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebesar 14% pada tahun 2024 harus dapat tercapai. Untuk itu, berbagai upaya akan terus ditingkatkan, termasuk melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi.
(ze/erakalteng.com)