SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pendataan dan pemetaan perkebunan per kelapa sawit menuju pengelolaan sawit rakyat berkelanjutan berdaya saing di Kotim.
Irawati mengatakan perkebunan merupakan salah satu sektor andalan di Kotawaringin Timur. Khususnya komoditas kelapa sawit yang berkembang dengan sangat pesat, maka perlu pendataan dan pemetaan perkebunan kelapa sawit.
“Sebagai komoditas unggulan di kabupaten Kotawaringin Timur contoh keberadaan kebun kelapa sawit dapat menerapkan memberi andil besar terhadap pembangunan daerah, terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Wakil Bupati Kotim, Irawari, Rabu 11 September 2024.
Dirinya menyambut baik kerja sama antara Yayasan Betang Borneo Indonesia dengan Pemkab Kotim dalam kegiatan pendampingan teknis pendataan dan pemetaan pekebun kelapa sawit di Kecamatan Telawang, khususnya di Desa Sumber Makmur dan Desa Biru Maju.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No. 833 tahun 2019 tentang penetapan luas tutupan kelapa sawit Indonesia tahun 2019 yang menetapkan tutupan kelapa sawit Kabupaten Kotawaringin Timur seluas 551.000 Hektar.
Perkebunan diharapkan memberi kontribusi besar dalam pembangunan daerah, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Irawati juga menekankan pentingnya pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Dirinya juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dalam pengembangan komoditas ini, terutama di tengah sorotan internasional terkait kelapa sawit Indonesia.
Irawati juga berharap hasil dari FGD ini dapat mendorong percepatan pendataan dan pemetaan kebun sawit swadaya, yang akan memperkuat data serta mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit yang lebih terarah di Kotim.
(ze/erakalteng.com)