SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) akan terus meningkatkan kualitas pendidikan agama. Pada tahun 2025, Pemkab akan memberikan beasiswa bagi 10 santri berprestasi untuk menempuh pendidikan agama di luar negeri dengan total anggaran mencapai Rp1 miliar.
Bupati Kotim, H. Halikinnor mengatakan bahwa program ini bertujuan mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang mendalam. Pendidikan agama yang direncanakan akan dilaksanakan di negara-negara seperti Mesir, Yaman, dan Maroko.
“Saya ingin memberikan kesempatan kepada santri yang berprestasi untuk dapat menimba ilmu di luar negeri. Mereka akan menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan daerah, terutama di Kotim,” kata Bupati Kotim, H. Halikinnor, Selasa 10 Desember 2024.
Menurut Halikinnor, setiap santri yang menerima beasiswa akan mendapatkan anggaran hingga Rp100 juta per tahun. Anggaran ini mencakup biaya pendidikan, akomodasi, dan kebutuhan lain selama menempuh pendidikan di luar negeri.
“Kalau biaya pendidikannya nanti rata-rata sekitar Rp80 juta setahun, maka nanti kita siapkan Rp100 juta agar mereka tidak kesulitan. Minimal 10 orang akan kita kirim untuk menempuh pendidikan di luar negeri,” sebutnya.
Untuk memastikan penerima beasiswa benar-benar memenuhi syarat, Pemkab Kotim melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) akan merumuskan Peraturan Bupati (Perbup). Halikinnor menyatakan bahwa Perbup ini akan mengatur kriteria seleksi, termasuk prestasi akademik, latar belakang ekonomi, serta komitmen calon penerima beasiswa.
“Saya minta Bagian Kesra segera menyusun Perbup agar seleksi berjalan adil dan transparan. Kita ingin memastikan beasiswa ini tepat sasaran dan memberi manfaat besar bagi daerah,” ujarnya.
Dirinya menekankan bahwa program beasiswa ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang keagamaan. Harapannya, para santri yang telah menyelesaikan pendidikan di luar negeri dapat kembali ke Kotim dan berkontribusi sebagai ustaz atau ustazah.
“Beasiswa ini bukan hanya untuk memberikan kesempatan belajar, tetapi juga membentuk generasi yang mampu bersaing di tingkat global. Setelah selesai pendidikan, mereka akan kembali dan membantu pembangunan moral serta spiritual masyarakat Kotim,” sebutnya.
Selain program beasiswa, Pemkab Kotim juga berencana mengembangkan pondok pesantren dan lembaga pendidikan agama di daerah tersebut. Halikinnor ingin memastikan bahwa pendidikan agama mendapatkan perhatian yang serius agar semakin banyak generasi muda yang memiliki kompetensi unggul di tingkat nasional maupun internasional.
(ze/erakalteng.com)