SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor kembali meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk kecamatan untuk turun ke lapangan memastikan pertumbuhan balita di wilayah masing-masing. Pasalnya presentase balita diukur di Kotim terendah di Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Selama ini upaya terus kita lakukan bahkan saya anggarkan Rp1 miliar untuk program mengatasi stunting,” katanya, Kamis 27 Juni 2024.
Disampaikan, berdasarkan data yang ia peroleh presentase pengukuran balita Kotim terendah di Kalteng. Disebutnya, dari data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Msyarakat (e-PPGBM), presentase balita diukur hanya mencapai 28,64 persen. Angka tersebut setelah Kabupaten Barito Selatan yaitu 50,38 persen.
Lanjutnya, melihat presentase pengukuran tersebut dirinya minta seluruh OPD bergerak untuk turun ke lapangan memastikan apakah data e-PPGBM tersebut benar.
“Pastikan kecamatan yang paling tinggi kasus stuntingnya, cek dan datang langsung kerumahnya bawa timbangan dan pengukuran. Ini juga berlaku untuk semua kecamatan terutama Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang,” tegasnya.
Diungkapkan, sejauh ini pemerintah telah mengupayakan penanganan stunting salah satunya grebek stunting dan grebek posyandu. Harusnya dari kegiatan tersebut balita yang terukur cukup tinggi.
“Makanya ini apakah ini pelaporannya atau posyandu di daerah tidak berjalan atau juga kesadaran masyarakat yang memiliki balita pergi ke posyandu kurang. Saya instruksikan wakil bupati juga untuk gerakan turun ke lapangan. Ini tidak bisa kalau Dinas Kesehatan saja yang bekerja harus semuanya turun tangan,” tegasnya.
(opa/erakalteng.com)