SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) mengapresiasi kegiatan Edukatif Cultur yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat. Karena memulai kegiatan tersebut dapat memperkenalkan Museum Kayu Sampit lebih dalam kepada masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi sekali dan memberikan penghargaan kepada Disbudpar telah menyelenggarakan kegiatan itu. Edukatif Cultur sangat penting dilaksanakan agar masyarakat kita lebih mengenal Museum Kayu,” kata Staf Ahli Bupati Kotim Rusmiati, Rabu 17 Juli 2024.
Itu ia sampaikan karena dirinya yang membuka kegiatan tersebut mewakili Bupati Kotim Halikinnor pada Selasa (16 Juli 2024) malam. Kegiatan Edukatif Cultur itu diselenggarakan di Museum Kayu Sampit. Berbagai macam perlombaan berkaitan dengan museum tersebut dilaksanakan.
Disampaikan, museum memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan terutama ilmu-ilmu sosial dan budaya. Selain sebagai sumber pembelajaran juga dapat menjadi media pembelajaran dan penelitian, maka dari itu Museum Kayu Sampit ini menjadi salah satu wadah yang bisa memberikan pembelajaran dan edukasi bagi anak-anak didik, mahasiswa, pecinta museum dan masyarakat umum.
“Barang-barang yang ada di museum itu tidak hanya merupakan barang antik dan kuno, namun memiliki informasi yang sangat banyak mengenai peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dengan menjadi tempat atau wadah menyimpan kekayaan budaya, museum dapat menjadi sumber informasi juga penelitian dari kehidupan di masa lampau, yang dapat menggambarkan masyarakat saat itu. Dan masyarakat perlu tahu tentang sejarah yang tersimpan di Museum Kayu Sampit,” ucapnya.
Sementara Kepala Disbudpar Kotim Eka Bima Wardana menjelaskan edukatif kultural itu proses pembelajaran bagi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat terkait benda-benda yang ada di Museum. Nantinya pada kegiatan tersebut digelar juga workshop, belajar bersama dan lomba yang berkaitan dengan Museum Kayu Sampit.
“Seperti lomba bercerita tentang koleksi museum, lomba mendesign batik museum dan daur ulung limbah kayu. Jadi dengan adanya lomba ini, pelajar bisa lebih mengenal Museum Kayu Sampit,” ucapnya.
Edukatif Kultur tersebut dirangkai dengan bazar yang melibatkan UMKM. Sehingga tambah meramaikan kegaitan tersebut dan pengunjung yang banyak itu sebagian besar menyempatkan diri masuk ke Museum Kayu melihat peninggalan sejarah yang ada.
“Jadi dengan begini masyarakat lebih mengenal Museum Kayu. Kita ingin masyarakat itu tahu tentang sejarah Sampit karena di museum itu ada hasil pengolahan kayu dan alat-alat perkayuan dulu. Itu menceritakan sejarah kejayaan Kota Sampit zaman dulu. Kemudian ada juga foto-foto para pejuang, bagaimana berdirinya kota ini,” terangnya.
(opa/erakalteng.com)