SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Perhubungan setempat berharap Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dapat segera melakukan pengembangan Bandara H. Asan Sampit.
“Pemkab Kotim pada Senin (10 Juni 2024) kemarin telah melakukan Penandatangan Nota Kesepakatan dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI tentang Pembangunan dan Pengembangan Bandar Udara H. Asan Sampit,” kata Kepala Dishub Kotim, Kamis 13 Juni 2024.
Disampaikan, nota kesepakatan tersebut dibarengi dengan penyerahan hibah tanah dari Pemkab Kotim. Itu guna mendukung upaya pengembangan dan perpanjangan runway Bandara H. Asan Sampit yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan RI.
“Hal ini sejalan dengan Masterplan Bandar Udara H. Asan Sampit sesuai Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor : KM 188 Tahun 2022 Tentang Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara H. Asan Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur,” ujarnya.
Pihaknya pun berharap dengan penyerahan hibah tanah seluas 5 hektare tersebut Kementerian Rai dapat segera melakukan pengembangan Bandara H. Asan Sampit khusunya dalam hal perpanjangan runway Bandara H. Asan Sampit dari 2.060 meter menjadi 2.250 meter.
“Sesuai dengan masterplan Bandara H. Asan Sampit, pada tahun 2025 diharapkan realisasi perpanjangan runway dan peningkatan CPN dapat segera dilakukan,” sebutnya.
Lanjutnya, setelah itu tahapan pelebaran runway, apron, pembangunan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) serta perluasan gedung terminal exiting.
“Kami berharap dengan pengembangan itu Bandara H. Asan Sampit bisa didarati pesawat berbadan besar seperti airbus A320-200 atau pesawat jenis boing berbadan besar lainnya,” ucapnya.
Ini guna meningkatkan konektivitas dan perekonomian Kabupaten Kotim dan Provinsi Kalimantan Tengah. Karena diketahui sampai saat ini Kotim merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat perekonomian yang cukup tinggi di Kalteng.
Pasalnya, Kotim memiliki letak geografis yang strategis yaitu berasa di tengah-tengah Provinsi Kalteng. Kemudian pesatnya pertumbuhan investasi yang pesat terutama di bidang perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.
“Serta tingginya mobilisasi masyarakat yang akan berpergian ke Pulau Jawa atau kota lain yang ada di Indonesia. Hal ini sangat mendukung untuk adanya pengembangan Bandara H. Asan Sampit, ” tutupnya.
Diketahui saat ini dengan panjang runway eksisting 2.060 meter dengan lebar 30 meter. Sehingga pesawat yang dapat mendarat di Bandara H. Asan Sampit hanya pesawat maksimal jenis boing 737 seris 300-500 klasik dengan muatan penumpang hanya 118-120 PNP.
(opa/erakalteng.com)