Dapatkan Informasi dan Berita Seputar Kalimantan Tengah Terkini hanya di eraKalteng.com

BPBD Kotim Sebut Karhutla 99 Persen Karena Disengaja

SAMPIT- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan masyarakat agar tidak membakar lahan sembarangan karena dapat memicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menyampaikan kasus karhutla terjadi dengan persentase 99,9 persen disengaja oleh oknum yang membakar lahan dengan sembarangan.

“Kami ingatkan dan meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan dan hutan karena saat ini mulai kemarau,” ucap Multazam, Selasa, 23 Juli 2024.

Membuka hutan dengan cara sengaja dibakar akan memicu kobaran api, karena kobaran api tak dikendalikan maka berpotensi meluas ditambah lagi cuaca kemarau maka akan menimbulkan karhutla.

Selain itu dirinya menegaskan, berdasarkan penegakan hukum, pelaku yang menimbulkan karhutla ini dapat diseret ke ranah hukum.

“Pelaku penyebab karhutla bisa diancam pidana dan di penjara hingga denda miliaran rupiah, maka dari itu jangan sampai terjadi,” tegasnya.

Ia menilai potensi kemarau di Kotim diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat, BPBD bersama instansi terkait akan terus serius dan siaga dalam menghadapi ancaman karhutla ini.

“Kami akan selalu siaga dan terus melakukan upaya mitigasi, operasi dalam menghadapi karhutla ini,” ungkapnya.

Pihaknya juga telah memetakan beberapa wilayah yang rawan karhutla, yang mana telah terjadi delapan kejadian karhutla sejak 5 Juli 2024 hingga saat ini dengan luasan hampir satu hektare lahan yang terbakar.

Mulai dari Sawit Raya, Water Hugo, Antang Barat dan Bapinang Hilir, yang totalnya terhitung kurang lebih hampir satu hektare, masih di dominasi wilayah kecamatan dalam kota.

Dirinya memastikan pihaknya bersama instansi terkait terus melakukan koordinasi guna mengantisipasi dampak musim kemarau, mulai dari ancaman kekeringan air bersih karhutla, serta keterbatasan stok bahan pangan.

“Selain itu peran serta masyarakat dalam mencegah karhutla sangat besar, karena lebih baik mencegah daripada mengobati, kita tidak mau sampai terjadi sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi bersama seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

(opa/erakalteng.com)