Dapatkan Informasi dan Berita Seputar Kalimantan Tengah Terkini hanya di eraKalteng.com

BPBD Kotim Sebut Beberapa Titik Yang Rawan Banjir Saat Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Foto: Kepala BPBD Kotim, Multazam. ERA KALTENG.

SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memetakan titik rawan banjir sehubungan dengan pendistribusian logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

“Berdasarkan kajian risiko bencana dengan adanya ancaman curah hujan yang cukup tinggi pada dasarian III November pada saat Pilkada, kami telah memiliki peta rawan banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, Jumat 22 November 2024.

Berdasarkan laporan Badan Klimatologi Meteorologi Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit saat ini Kotim tengah diliputi musim hujan. Bahkan, intensitas curah hujan pada musim ini akan mencapai puncaknya pada dasarian III November 2024.

Potensi hujan ringan hingga sedang cenderung terjadi pada waktu sore, malam hingga dini hari. Kondisi ini hampir merata di seluruh wilayah Kotim, terutama bagian utara, yang diikuti dengan meningkatnya potensi terjadinya genangan hingga banjir.

“Terakhir kami monitor curah hujan sudah mulai meningkat. Bahkan, informasinya kemarin di Desa Terantang Kecamatan Seranau yang tidak biasa banjir sekarang sudah ada banjir, tetapi nanti kami akan klasifikasikan bencana mana yang paling dekat dan rentan pada saat proses pilkada,” ucapnya.

Ada enam hingga tujuh kecamatan yang termasuk wilayah rawan banjir, jumlah ini bisa berubah tergantung intensitas curah hujan yang terjadi. Sebagian besar wilayah rawan banjir tersebut berada di bagian utara Kotim, di antaranya Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, sebagian wilayah Parenggean, Mentaya Hulu dan Kota Besi. Utamanya di sekitar bantaran sungai.

“Selain wilayah yang dipetakan itu, yang kami khawatirkan justru dalam kota. Sebab, pada akhir 2023 atau awal 2024 lalu di Jalan Sampoerna terjadi banjir dan berdasarkan foto udara yang kami ambil ada 350 rumah yang terdampak. Kami berharap hal itu tidak terjadi lagi,” ujarnya.

(ze/erakalteng.com)