Dapatkan Informasi dan Berita Seputar Kalimantan Tengah Terkini hanya di eraKalteng.com

BPBD Kotim Sebut Banjir di Kotim Sudah Mulai Surut

SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim menyebutkan, sejumlah daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur yang terendam banjir baik itu dari data terakhir yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Cempaga Hulu kini sudah mulai surut.

“Meski demikian berdasarkan data bencana sepekan yang berdampak signifikan di seluruh wilayah Indonesia, kabupaten Kotawaringin Timur masuk ke dalam zona merah bencana banjir,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Agus Mulyadi, Selasa 10 Desember 2024.

Dirinya menyebutkan ada sekitar 20 lokasi banjir yang terjadi di seluruh Indonesia yang salah satunya juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur ini, akibat dari banjir tersebut membuat 28 desa dan 11 Kelurahan di Kotim menjadi terendam air banjir.

“Adapun yang terdampak sebanyak 580 kepala keluarga atau 1294 jiwa. Sementara yang mengungsi ada 4 kepala keluarga atau 16 jiwa dan ada tiga fasilitas umum yang terdampak. Berdasarkan kondisi mutakhir sekarang banjir sudah surut,” ucapnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah kabupaten Kotim memang tidak berbarengan. Seperti halnya banjir yang pertama kali terjadi pada awal Desember 2024 ini yaitu di Desa Sei Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu.

“Kemudian di kecamatan Baamang juga sempat terjadi banjir bahkan tepat pada hari pemungutan suara meski sekarang ini juga telah surut. Selanjutnya banjir di kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang cukup parah karena pendangkalan sejumlah sungai di wilayah itu,” ujarnya.

Salah satunya Sungai Sapihan Besar yang bermuara di Sungai Mentaya yang memiliki 4 anak sungai atau pengairan yang bermuara ke Sungai Sampihan Besar, yaitu Sungai Sapihan Kecil mengalami pendangkalan akibat ditumbuhi umput, dan di muara banyak rumah penduduk.

Kemudian, Sungai Simpang Bajarau yang berada di Kelurahan Basirih Hilir, juga mengalami pendangkalan karena tertutup tumbuhan. Sungai Bakung yang berada di perbatasan Kelurahan Basirih hilir dan Kelurahan Samuda, juga sudah lama tidak dilakukan normalisasi yaitu sekitar 2 tahun.

Tambahnya, meskipun BMKG kota memperkirakan Puncak musim hujan di wilayah Kotim terjadi pada dasarian 3 bulan November, namun peringatan dini yang disertai kajian risiko oleh BMKG pusat perlu menjadi perhatian bersama.

“Sehingga meski saat ini banjir telah surut, Kami menghimbau masyarakat tetap waspada terutama agar selalu memperhatikan Informasi yang disampaikan melalui akun media sosial kami agar meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat,” sebutnya.

(ze/erakalteng.com)