SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar Festival Bubur Asyura 2024. Kegiatan digelar di Taman Kota Sampit diikuti 20 regu dari sejumlah kecamatan yang ada di wilayah tersebut.
“Ini merupakan Festival Bubur Asyura tahun kedua yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur memperingati 10 Muharram atau Hari Asyura,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati, Minggu 21 Juli 2024.
Itu ia sampaikan saat membuka kegiatan Festival Bubur Asyura 2024. Disampaikan, bubur asyura memiliki makna terkait nilai sosial. Sebab pembuatan bubur asyura melibatkan banyak orang. Disamping itu juga mengandung nilai budaya. Sebab makanan tradisional bubur asyura ini menjadi salah satu sarana upacara keagamaan yang telah dilakukan secara turun temurun.
Lanjutnya, tradisi memasak bubur asyura dilakukan umat Muslim diberbagai wilayah Indonesia tak terkecuali di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Bubur Asyura pun membudaya dan menjadi simbol kebersamaan, kegotong royongan, dan solidaritas.
“Tradisi ini memiliki keunikan sendiri sehingga dapat memberikan dampak bagi perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Kotawaringin Timur. Karena di samping resep dan bahan yang mungkin berbeda di setiap daerah, proses pembuatannya yang melibatkan banyak orang, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, dengan cara memasak yang unik, menjadi daya tarik tersendiri. Semoga tahun depan lebih banyak lagi pesertanya,” ungkapnya.
Kegiatan tersebut selain dihadiri Wakil Bupati Irawati juga Ketua TP PKK Kotim Khairiyah Halikinnor, Ketua DPRD Rinie dan Kapolres AKBP Resky Maulana Zulkarnain, serta Kepala Disbudpar Bima Ekawardhana. Mereka berkeliling meninjau satu per satu stand peserta mencicipi bubur Asyura hasil pembuatan para peserta.
Pada kesempatan itu Kepada Disbudpar Kotim Bima Ekawardhana menyampaikan festival sebelumnya di gelar di ikon Jelawat dengan jumlah peserta 7 kelompok atau regu. Sementara pada tahun ini ada 20 kelompok.
Setiap peserta memasak minimal 16 kilogram beras untuk dibuat menjadi bubur asyura. Setiap kelompok menyajikan minimal 500 mangkuk sehingga total sedikitnya 10.000 mangkuk bubur asyura yang dibagikan kepada masyarakat.
“Tahun ini jumlah peserta meningkat dari tahun sebelumnya, ada 20. Jadi akan ada 10.000 cup bubur kepada warga. Kami berharap tahun depan bisa lebih banyak partisipasi dalam kegiatan ini, ” ucapnya.
Sebagai apresiasi, panitia menyiapkan hadiah kepada peserta yang menjadi juara dalam festival ini. Penilaian dilakukan dari sisi bahan pangan dan komposisi resep, cita rasa dan kekhasan yang meliputi rasa, kelewatan, aroma, kematangan dan tekstur, serta kerja sama tim dan kebersihan.
“Kegiatan ini bernuansa Islami ini dikemas menjadi agenda pariwisata sehingga berdampak terhadap ekonomi melalui sektor UMKM. Festival Bubur Asyura akan dijadikan event tahunan yang akan dibuat semakin meriah,” tutupnya.
(Dev/matakalteng)